Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi mengurai empat langkah tersebut perlu dilakukan Kepala BIN Letjen Inf (Purn) TNI Muhammad Herindra, pertama menjaga Netralitas dan fokus pada kepentingan nasional.
“Herindra harus memastikan bahwa semua kebijakan BIN berfokus pada kepentingan nasional, bukan kelompok atau golongan tertentu,” kata Khairul Fahmi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis, 9 Januari 2025.
Kedua, pengembangan kapasitas teknologi dan digital. Hal ini diperlukan untuk menghadapi ancaman di dunia moderen.
“Menghadapi ancaman modern, Herindra perlu memperkuat kemampuan teknologi dan digital BIN untuk menangani perang siber dan ancaman hibrida,” katanya.
Ketiga, mendorong kolaborasi internal dan eksternal. Perlunya koordinasi antara lembaga merupakan langkah kunci yang perlu dilakukan Herindra.
“Meningkatkan koordinasi antara elemen internal BIN dan menjalin kerja sama yang kuat dengan lembaga intelijen lain, baik di dalam maupun luar negeri, sangat penting,” ucapnya.
Ke-empat, memastikan akuntabilitas. Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas di internal BIN perlu dilakukan terutama dalam hal anggaran belanja BIN.
“Dalam era keterbukaan, Herindra perlu memastikan bahwa BIN tetap akuntabel dalam pelaksanaan tugasnya, terutama terkait penggunaan anggaran dan efektivitas kebijakan,” ucapnya.
Menurutnya, dengan kombinasi pengalaman militernya dan visi strategis yang jelas, Herindra memiliki potensi untuk membawa BIN ke tingkat yang lebih tinggi.
“Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kemampuan menjaga keseimbangan, memperkuat profesionalisme dan kolaborasi, serta menempatkan kepentingan nasional di atas segalanya,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: