Demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Riyono dalam keterangannya, Selasa 5 November 2024.
“Cetak sawah baru 3 juta Ha lahan di Indonesia timur memang menjanjikan untuk bisa menghasilkan jutaan ton beras, namun jika gagal akan kehilangan puluhan - ratusan triliun,” ujar Riyono.
Pasalnya, diungkapkan Riyono, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang punya cita-cita cetak sawah/lahan 1 juta hektar di wilayah Timur Indonesia hanya terealisasi 500 ribu hektar. Itupun menghabiskan biaya triliunan rupiah.
Sebagai pertimbangan, rencana anggaran biaya (RAB) konstruksi cetak sawah pada 2016 bagi 138 kabupaten sebesar Rp16 juta per hektare, serta khusus untuk daerah Maluku dan Papua sebesar Rp19 juta per hektare.
Untuk cetak 600.000 hektar sawah baru membutuhkan biaya rata-rata di luar Jawa Rp17 Juta per Ha sehingga minimal butuh Rp10 triliun lebih. Asumsinya, kata Riyono, jika 3 juta hektar tentu membutuhkan triliunan yang harus disiapkan.
“Membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk cetak sawah baru, Kementan harus bisa mensiasati anggaranya yang ada. Jangan sampai mengulang kegagalan yang pernah terjadi,” ujarnya.
Menurut Riyono keberhasilan cetak sawah baru ada di pengelolanya. Petani muda menjadi solusinya, dalam hal ini pemerintah harus mengajak sarjana-sarjana pertanian menjadi petani suskes bersama cetak sawah baru.
Menurut data Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) 2020 Kementerian Pertanian mencatat petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang.
Hanya sekitar 8 persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua
"Kalau mau maju pertanian kita PKS usulkan Gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani suskes. Kita hitung saja, 2.7 juta petani muda yang siap berkorban katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 Trilyun. Angka yang kecil bagi cita - cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan Nasional,” tutup Riyono.
BERITA TERKAIT: