Dalam acara bertajuk 'Expose Program untuk Model Percepatan Daerah Tertinggal', Yandri menjelaskan empat program utama yang diharapkan dapat membantu mempercepat pembangunan di desa-desa tertinggal di Indonesia.
Arahan Prabowo yang pertama adalah soal Ketahanan Pangan atau Swasembada Pangan.
Menurutnya, ketahanan pangan adalah kunci. Sebab di beberapa daerah, seperti NTT hingga Papua, masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan bahan pangan pokok.
Oleh karenanya, kata Yandri, pemerintahan perlu memastikan ketahanan pangan tercapai hingga wilayah pedalaman.
"Kalau kita lakukan percepatan, insya Allah Indonesia Emas 2045 itu benar-benar bisa kita capai. Jadi, swasembada pangan itu akan kita mulai dari desa," kata Yandri, Senin 28 Oktober 2024.
Ia menyebut bahwa dari Dana Desa sebesar Rp71 triliun, sekitar 20 persen akan dialokasikan untuk program ketahanan pangan. Hal ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan pangan lokal di setiap desa tertinggal.
Kedua adalah Swasembada Energi. Presiden Prabowo, kata Yandri, juga menekankan perlunya swasembada energi.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia masih bergantung pada impor bahan bakar fosil, yang ketersediaannya tidak menentu. Di tengah situasi geopolitik dunia yang semakin memanas, pengembangan energi baru terbarukan menjadi langkah penting.
“Indonesia harus swasembada energi pak, dari mana? dari energi yang terbarukan kita punya potensi yang besar,” jelas Yandri.
Ketiga, Peningkatan SDM. Yandri menekankan bahwa perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus ketiga.
Ia mengusulkan agar desa-desa dapat menjadi pemasok bahan baku program makan bergizi gratis (MBG). Langkah ini diharapkan mendukung ekonomi desa sekaligus menanggulangi stunting.
Keempat, Penyediaan Akses Listrik. Tercatat sebanyak 3.000 desa di Indonesia masih belum memiliki akses listrik.
Yandri mendorong perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan pemetaan potensi sumber daya lokal seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk mendukung akses listrik bagi desa-desa tertinggal.
“Saya pernah bayangkan itu kalau ada air untuk jadi sumber listrik, airnya masuk ke dinamo, diputar turbinnya itu, dari situ airnya di belokan lagi, mungkin ke kolam ikan, atau ke sawah, jadi kolam ikan sawah atau untuk peternakan,” harapnya.
BERITA TERKAIT: