Hal tersebut disampaikan Yandri dalam perbincangan dengan
RMOL, meluruskan gaduh undangan haul ibundanya, sekaligus Hari Santri Nasional dengan kop Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Surat undangan tersebut ditujukan untuk pada para Kepala Desa, Sekretaris Desa, staf desa, Ketua RW/RT, kader PKK, kader Posyandu se-Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, Banten.
Lokasi peringatan haul atau peringatan meninggalnya sang ibunda Yandri di Pondok Pesantren BAI Mahdi Sholeh Mamun, Kabupaten Serang, Banten.
"Undangan itu sudah lama saya tulis secara pribadi," ujar Yandri, Rabu malam, 23 Oktober 2024.
Dijelaskan Yandri, surat dengan kop kementerian terbit setelah ada usulan dari Sekretariat Jenderal.
Saat usulan itu disampaikan, Yandri yang baru saja dilantik tidak sempat melakukan pengecekan. Bahkan, tanda tangan dalam surat hasil pemindaian atau scanning.
"Ada usul dari pihak Kesekjenan, saya gak sempat kontrol lagi, dan itu tanda tangan saya kan scan. Dan itu kan baru saja saya 1 hari dilantik," jelasnya.
Yandri memahami, kop surat itu menjadi ramai karena posisi istrinya Ratu Rachmatu Zakiyah sebagai calon bupati Serang.
Namun, Yandri memastikan selama acara tidak ada pesan-pesan kampanye. Acara haul dan Hari Santri berjalan khidmat.
"Selama acara kan gak ada kampanye apapun, gak ada ngomongin pilkada. Nggak mungkin lah saya mencederai emak, orang tua saya dengan politik, terlalu naif bagi saya sebagai seorang anak yang sudah dibesarkan," tandasnya.
BERITA TERKAIT: