Demikian disampaikan Yusuf Hamka dalam sebuah video yang diunggahkan pada akun MohJusufhamka_official yang dilihat redaksi, Rabu (18/9).
“Walau berbeda agama, suku dan etnis, kita semua hamba Allah, anak bangsa yang harus bersatu membangun negeri, jangan pernah lelah menggaungkan persatuan dan kesatuan bangsa,” katanya.
Tercatat sebagai donatur utama pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral ini, Yusuf Hamka yang dikenal sebagai sosok pengusaha ternama tanah air ini mengatakan jika dirinya berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam menjaga toleransi dan mengharumkan Islam sebagai agama yang dianutnya.
“Untuk mengharumkan Islam dan menjaga toleransi kita harus selalu nomer wahid,” ujarnya.
Pada unggahan yang memperlihatkan Yusuf Hamka mengeksplorasi terowongan tersebut, ia juga mengomentari terkait aksi cium tangan yang dilakukan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal terhadap Paus Fransiskus saat berkunjung di Indonesia beberapa waktu lalu. Menurutnya hal itu tidak boleh dipermasalahkan berkaitan dengan akidah Islam.
“Kalau bicara akidah multitafsir, bicara adab malaupun Paus lebih tua tapi karena dia sayang sama Imam Besar maka dia mencium tangan adiknya, dan Imam Besar mencium tangan paus itu adab dan budaya Indonesia,” sebutnya.
Karena itu kata Yusuf, tidak seharusnya hal-hal seperti itu masih dipersoalkan agar hidup tetap damai. Secara khusus menurutnya hal itu justru menunjukkan Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin.
“Saya punya orangtua Budhis, paman saya Kristen apa saya tak boleh cium tangannya, apakah mencium tangan mereka membuat akidah saya goyang? tidak. Indonesia dikunjungi Paus karena toleransinya nomor wahid,” ungkapnya.
Dalam video tersebut, Yusuf Hamka berkali-kali berfoto dengan pengunjung Katedral. Ia menyampaikan salam toleransi.
“Saling doa saling jaga negeri ya,” pungkasnya sambil menyalami mereka.
BERITA TERKAIT: