Founder Rembuk Pemuda, Aidil Pananrang, menegaskan bahwa gerakan ini tidak hanya momentum sementara, tetapi upaya jangka panjang untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Aidil mengakui bahwa pada awalnya banyak yang meremehkan gerakan ini, menganggapnya hanya sebagai seremonial belaka.
"Kami dipandang sebelah mata, dianggap hanya muncul sebentar lalu menghilang," kata Aidil dalam sambutannya di Rembuk Nasional Pemuda Indonesia ke-II di Djakarta Theatre XXI, Minggu (8/9)
Namun, ia menekankan satu pelajaran penting yang ia dapatkan dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, yaitu tidak perlu membalas kritik dengan kebencian, tetapi dengan karya.
Menurut Aidil, perjalanan Rembuk Pemuda yang mencapai wilayah-wilayah terpencil di Papua Tengah, seperti Timika, Paniai, dan Dogiai, membuktikan bahwa gerakan ini bukan hanya untuk kalangan metropolitan di Jakarta.
“Saya merantau dan meninggalkan tanah kelahiran serta keluarga saya, karena saya yakin Indonesia butuh banyak anak muda yang peduli dan mau berkontribusi,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri Ketua Dewan Pembina Rembuk Pemuda Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, serta Deputi Kementerian PPN Bapenas.
BERITA TERKAIT: