Hal ini disampaikannya usai menghadiri Rembuk Nasional Pemuda Indonesia ke-II di Djakarta Theatre XXI, Minggu (8/9), dengan tema Reposisi Gerakan Pemuda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Menurut Rahayu, Rembuk Pemuda muncul dari kegelisahan bersama dengan Aidil Pananrang yang merupakan Founder Rembuk Pemuda. Mereka merasa bahwa banyak gerakan pemuda terpecah karena adanya kepentingan pribadi atau golongan.
"Kami ingin menghadirkan wadah yang netral, di mana anak muda bisa berembuk tanpa afiliasi politik tertentu," ujarnya.
Ia menambahkan, banyak anak muda Indonesia yang memiliki ide-ide brilian dan potensi besar untuk berkontribusi pada bangsa. Namun, mereka sering kali kurang mendapatkan ruang dan waktu untuk menyampaikan gagasan.
"Kami ingin menciptakan ruang musyawarah, yang merupakan budaya bangsa kita. Di sini, pemuda bisa bergandengan tangan, beraksi, dan berdampak nyata,” jelasnya.
Terkait Indonesia Emas 2045, Rahayu menegaskan bahwa pemuda perlu lebih dari sekadar idealisme dan narasi.
"Mereka harus memiliki kapabilitas dan jaringan untuk bisa benar-benar berkontribusi. Tidak cukup hanya bersuara, mereka harus bisa bekerja nyata," tutupnya.
BERITA TERKAIT: