"PBNU sebagai ormas terbesar lebih baik membentuk partai. Dengan struktur organisasi yang ada, tentu tidak sulit bagi PBNU membentuk partai sesuai yang diharapkannya," tegas analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, kepada
RMOL, Senin (29/7).
Menurut Jamiluddin, PBNU tidak akan sulit membentuk kepengurusan mulai dari DPP, DPD, DPC, hingga Ranting.
Sebab, PBNU telah memiliki struktur organisasi yang kuat dan hanya perlu mengubah namanya sesuai tuntutan partai politik di Indonesia.
"Finansial juga akan sangat mendukung. Sebab, PBNU sebagai ormas mendapat konsesi untuk mengelola tambang. Sebagian keuntungan dari mengelola tambang dapat digunakan untuk membesarkan partai yang dibentuknya," katanya.
Jamiluddin menambahkan, jika PBNU menjadi sebuah partai politik, tentu akan dapat berkompetisi sehat dengan PKB.
"Karena itu, PBNU harus berani membentuk partai. Tujuannya agar ada wadah aspirasi bagi warga Nahdliyin yang selama ini dinilai sudah tidak diakomodir PKB," katanya.
"Tinggal nanti mana yang lebih diterima warga Nahdliyin. Hal itu hanya dapat dilihat pada Pileg mendatang bila dalam waktu singkat PBNU bisa membentuk partai," demikian Jamiluddin Ritonga.
BERITA TERKAIT: