Hal ini dikarenakan Bank Muamalat diduga mengalami fraud atau kerugian yang mungkin tidak kalah besar dengan Asabri atau Jiwasraya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal, usai Rapat Dengar Pendapat dengan Dirut PT BNI dan PT BTN di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (8/7).
"Sebelumnya kita ketahui bahwa memang mereka (BTN sedang mencoba akuisisi terhadap Bank Muamalat Indonesia," kata Hekal.
"Namun dalam perjalannya kelihatanya prosesnya tertunda, bahkan ada isu bahwa di dalam Bank Muamalat ini ada terjadi fraud atau pengelolaan yang kurang baik sehingga kita khawatir kalau BTN diberikan beban untuk menyelamatkan ini," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji. Katanya, langkah BTN untuk tidak melanjutkan akuisisi Bank Muamalat adalah keputusan yang tepat.
"Informasi dari BTN tentu tidak menyangkut Bank Muamalat. Karena itu kan urusan orang lain, urusan kita adalah urusan dengan BTN," pungkas legislator Partai Golkar itu.
BERITA TERKAIT: