Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga, berharap PKB dan partainya saling mengisi kader baik di Pilgub Jakarta maupun Jawa Timur.
"Kita tidak bisa maju sendiri, kita 15 kursi masih kehilangan 10 kursi. Tentu teman-teman wartawan tanyakan kurangnya dari mana. Nah, saya tanya, PKB kurang lebih 10 kursi. Cukup enggak kalau PKB sama PDI Perjuangan? Sudah cukup ya kan. Ini asumsi dulu ya supaya kita memahami," ujar Eriko di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/6).
"Nah 25 kursi sudah cukup. Katakan kalau di Jakarta, misalnya berandai-andai, PKB menjadi cagubnya. Boleh enggak di Jawa Timur, PDIP yang menjadi cagubnya? Boleh kan, bukan barter. Itulah yang namanya kerja sama," sambungnya.
Eriko berpandangan, setiap kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga peluang untuk saling bergantian mengusung kader di Jakarta dan Jawa Timur sangat terbuka bagi PDIP dan PKB.
"Bisa saja kita dengan PKB, di sini (Jakarta) PKB jadi wakil gubernur, kita jadi gubernur. Di Jawa Timur kita jadi wakil gubernurnya, kan bisa begitu. Ini hal-hal yang bisa diperbincangkan dan waktunya itu masih ada," paparnya.
Saat ini PDIP masih dalam proses menjaring nama-nama untuk diusung dalam Pilgub Jakarta. Di mana keputusan akhir akan ditentukan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Eriko menegaskan, PDIP memiliki kader internal yang layak diusung di Pilgub Jakarta. Seperti Pramono Anung, Tri Rismaharini, Andika Perkasa, hingga Azwar Anas.
Di sisi lain, Eriko mengakui PDIP belum berkomunikasi lebih intens lagi dengan PKB. Karena PDIP masih melihat survei dan kondisi yang ada terlebih dulu.
Sebelumnya, DPW PKB merekomendasikan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal cagub di Pilkada Jakarta. PDIP pun tak menampik ikut berminat mengusung Anies.
"Katakan ini asumsi, apakah nanti kalau kita kerja sama dengan PKB atau Pak Anies, pemilih Pak Anies akan memilih? Karena ini bergabung kan yang dulunya berhadapan," jelas Eriko.
"Nah begitu juga apakah pemilih PDIP atau pemilih Pak Ahok akan memilih kerja sama ini? Ini kan harus dihitung dengan baik. Ini bukan matematika, ini kan soal pilihan, soal warga Jakarta keyakinannya. Nah ini yang perlu kita ketahui," tandasnya.
BERITA TERKAIT: