Pelaku meminta agar Gus Imam Machmudi memberikan uang Rp50 juta hingga batas waktu yang ditentukan, yakni pukul 19.00 Wib.
Ihwal peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB ketika Gus Imam Machmudi sedang beristirahat di kediamannya, Ponpes Nurul Khidmah satu, di Surabaya.
Saat sedang beristirahat itu, handphonenya tiba tiba berdering beberapa kali. Semula, pengasuh Ponpes Nurul Khidmah ini tidak merespons panggilan melalui video call (VC) tersebut karena nomor tidak dikenal.
Tapi, setelah nada dering yang keempat kali, Gus Imam yang lahir di sebuah desa di kecamatan Sugio Lamongan ini akhirnya menerimanya.
Begitu VC diterima, ternyata yang muncul adalah gambar hidup seorang perempuan dalam kondisi telanjang. Pada saat dibuka itulah pelaku mengambil gambar wajah Gus Imam seolah-olah sedang melakukan video call dengan perempuan tersebut.
Dari tangkapan layar yang dikirim pelaku, terlihat wajah perempuan yang masih muda dengan rambut depan terurai menutup sebagian alis mata sebelah kanan perempuan tersebut.
Sementara dari dada sampai kaki, perempuan tersebut terlihat tidak mengenakan sehelai benangpun. Di pojok kanan bawah, terlihat sebagian wajah Gus Imam seolah sedang ngobrol dengan perempuan tersebut.
"Benar-benar kejam mereka. Tak habis pikir, kok ada orang setega itu. Selama ini saya selalu berprasangka baik kepada semua orang," tutur Gus Imam, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (7/6).
Alumnus Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban tersebut, menyampaikan alasan mengapa memilih mengangkat telepon meski nomornya tidak dikenal.
Gus Imam berpikir, si penelepon mungkin sedang perlu bantuan atau ada alasan yang mendesak. Karena selama ini, dia tidak pernah menaruh curiga kepada siapapun.
"Itulah sebabnya mengapa panggilan telepon itu saya terima. Apalagi sudah bunyi beberapa kali," jelas Gus Imam.
"Kadang kan ada jemaah atau wali santri yang lagi butuh bantuan dan mendesak. Mulai yang sakit dan beberapa keperluan mendesak lainnya," imbuhnya.
Tujuh jam setelah menerima telepon tersebut, atau sekitar pukul 17.00 WIB , saat Gus Imam sedang menemui tamu di luar Ponpes Nurul Khidmah, tiba-tiba handphonenya dibanjiri pesan WhatsApp.
"[7/6 08.53] Gus Mam: Kiranya saya bercanda, saya ga main-main saya minta uang 50 juta dikirimkan ke rekening saya jika anda tidak ingin hancur," demikian salah satu pesan WhatsApp yang dikirim melalui nomor 085339130xxx.
Jika tidak segera membayar Rp50 juta, dalam pesan lain di nomor telepon yang sama, pelaku juga mengancam akan menyebar seluruh foto dan video Gus Imam ke seluruh akun media sosial.
"[7/6 08.53] Gus Mam: Masih banyak lagi yang saya akan kirim ke media instagram, tiktok, fb, google ,youtube ," demikian bunyi pesan teror tersebut.
Bukan hanya menggunakan satu nomor telepon, pelaku juga mengancam Gus Imam menggunakan dua nomor telepon lainnya.
Lalu apakah ada kaitannya teror ini dengan Pilkada Lamongan?
"Saya tidak mau menuduh siapapun ya. Tapi, seumur-umur, saya baru sekali ini diteror seperti itu. Moral saya dijatuhkan dan akan disebarluaskan ke keluarga, dan jemaah saya," keluh Gus Imam.
Meski tidak menuduh siapapun, yang pasti teror ini terjadi tidak lama setelah ratusan baliho bergambar Gus Imam dengan tagline "Harapan Baru Lamongan" beredar luas di tengah ketatnya persaingan antara Cabup incumbent, Yuhronur Efendi dengan Abd. Ghofur (Bacabup yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Lamongan).
Sejak Senin kemarin (3/6), terpantau ada ratusan baliho bergambar Gus Imam Machmudi di seputaran Lamongan.
Baliho dengan karakter warna biru tua, kuning muda dan hijau muda tersebut ditemukan mulai sudut kota Lamongan. Antara lain di perempatan Pasar Sidoharjo Lamongan, Jl Veteran (depan SMAN 1), Pertigaan Jl Veteran Lamongan - Babat, dan pojok Gedung DPRD Kabupaten Lamongan serta perempatan Jl Pahlawan.
Baliho juga terlihat di pertigaan Jl Karanglangit, pertigaan Sukodadi, Pucuk, depan Pasar Agrobis, pertigaan Babat arah Ponpes Langitan, pertigaan Nguwok dan Kedungpring.
Di wilayah Kecamatan Sugio, baliho yang sama juga berdiri kokoh di sepanjang pertigaan telon Singgang, Desa Balong Gesing, pertigaan Desa Babatan serta Plembon, kecamatan Sukodadi.
BERITA TERKAIT: