Sebab dinamika politik lokal, karakteristik pemilih, kebutuhan akan koalisi yang kuat, dan pentingnya popularitas serta program calon kandidat menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Atas dasar hal tersebut, Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, menyarankan PKS menyiapkan strategi yang komprehensif untuk merebut hati pemilih.
"Kalau pun sebuah partai menang dalam pemilu tidak berarti partai tersebut dengan mudah akan mengantarkan kadernya menjadi pemenang dalam Pilkada," kata Andi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/5).
Andi melanjutkan, keberhasilan dalam Pilkada tidak hanya ditentukan oleh kekuatan partai, tetapi juga oleh kemampuan menghadirkan calon yang mampu menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat.
"Pada Pileg, perilaku pemilih dipengaruhi oleh banyak variabel seperti performa dan image partai, kolaborasi kekuatan para caleg dalam mobilisasi voter. Sementara dalam Pilkada, yang paling menentukan adalah kapasitas sang kandidat," jelasnya.
Analis Politik Universitas Nasional itu pun menyarankan PKS kembali mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta yang akan berlangsung 27 November mendatang.
"Jika PKS tidak memiliki kandidat dari internal partai yang 'layak jual' maka sebaiknya mencari kandidat non kader yang layak tarung," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: