Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perekonomian Indonesia Aman di Tengah Eskalasi Konflik Iran-Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Selasa, 16 April 2024, 15:03 WIB
Perekonomian Indonesia Aman di Tengah Eskalasi Konflik Iran-Israel
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist
rmol news logo Kondisi fundamental perekonomian Indonesia dipastikan dalam kondisi aman di tengah meningkatnya situasi konflik Iran-Israel.

Begitu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai menghadiri rapat terbatas terkait dengan situasi global akibat konflik Iran-Israel bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/4).

Dipaparkan Airlangga, perekonomian Indonesia dalam tren tumbuh positif dengan cadangan devisa terkini yang memadai.

"Perekonomian Indonesia tumbuh solid 5 persen. Dengan inflasi 2,5 plus minus 1 persen. Neraca dagang surplus. Cadangan devisa masih sekitar 136 miliar Dolar AS," kata Airlangga.

Dari segi pasar keuangan, dikatakan Airlangga, Indeks Dolar AS (USDX) pun turut menguat di tengah rilis ekonomi Amerika Serikat yang bernada sama.

Meski begitu, dia mengamini bahwa eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian sehingga tentu harus adanya langkah mitigasi dengan mengalihkan aset ke safe haven, mengingat emas, Dolar AS dan nikel mengalami kenaikan.

Selain itu, Ketua Umum Partai Golkar itu menekankan bahwa Indonesia masih dalam posisi stabil dalam menghadapi gejolak nilai tukar dolar dan ambruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Nilai tukar dan IHSG mengalami pelemahan secara global, tetapi Indonesia dibandingkan peer countries relatif masih aman," tuturnya

Kendati demikian, Airlangga menekankan bahwa pemerintah akan tetap melakukan beberapa kebijakan. Antara lain bauran kebijakan fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan harga logistik dan minyak mentah.

Dia mengamini saat ini sektor riil terdampak depresiasi nilai tukar dan merahnya IHSG sehingga faktor tersebut menjadi salah satu yang dilihat. Mengingat, akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan impor dan efek eksportir mendapatkan devisa lebih banyak.

"Tentu, pemerintah terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi investor dan juga memperkuat daya saing dan juga menarik investasi jangka panjang ke Indonesia," pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA