Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto, menanggapi kejanggalan FWD menambah porsi sahamnya di BRI Life, meski berada pada posisi terakhir dari daftar 4 perusahaan kandidat lain, serta memiliki modal paling kecil.
"Jual beli saham hal yang lumrah dalam bisnis. Namun yang perlu diwaspadai, FWD saat ini dalam kondisi merugi, bisa menambah investasi dalam kepemilikan saham pada BRI Life," kata Hari kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/3).
Untuk itu, kata Hari, saat ini perlu keterlibatan aktif dari OJK untuk menginvestigasi transaksi antara FWD dengan BRI Life.
"Jangan sampai asuransi Indonesia dirugikan. Libatkan juga PPATK, untuk menelusuri asal usul dana yang digunakan untuk bertransaksi antara FWD dengan BRI Life," pungkas Hari.
Berdasar keterbukaan informasi, tambahan modal telah disetor ke BRI Life oleh FWD sebanyak 269.946 lembar saham, sehingga terjadi perubahan struktur kepemilikan saham di BRI Life.
Padahal, dari laporan perusahaan, hingga Desember 2023, BRI masih menggenggam 54,77 persen kepemilikan saham di BRI Life.
BERITA TERKAIT: