Menurut dia, saat ini elektabilitas pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka belum mencapai 50 persen.
“Dukungan pada mereka hanya 46,6 persen. Tapi dilihat dari trennya, pelan-pelan elektabilitas mereka menuju ke sana,” ujar Denny JA dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (17/1).
Lanjut dia, jika Pilpres berlangsung selesai hanya satu putaran saja, ada tiga keuntungannya.
“Pertama, begitu banyak dana yang dihemat karena tak perlu lagi putaran kedua. Biaya putaran kedua itu sekitar Rp14 triliun,” ungkapnya.
“Dana sebesar ini bisa digunakan untuk meningkat kualitas pendidikan. Dia juga bisa digunakan untuk lebih memberikan gizi kepada banyak keluarga yang kurang mampu,” bebernya.
Keuntungan kedua, sambung Denny, jika Pilpres selesai hanya satu putaran saja, kita bisa menghemat ketegangan politik selama 4,5 bulan.
“Pencoblosan suara putaran pertama tanggal 14 Februari 2024. Itulah hari terakhir ketegangan politik pemilu. Tapi jika pilpres dua putaran, hari terakhir pencoblosannya mundur 4,5 bulan lagi, ke tanggal 26 Juni 2024,” bebernya lagi.
Masih kata dia, gaduh politik akan lebih kencang lagi. Polarisasi akan semakin membelah masyarakat. Aneka berita yang panas hingga hoax akan lebih heboh lagi.
“Itu semua akan hilang jika kita berhasil membuat pilpres selesai hanya satu putaran saja,” imbuhnya.
Ketiga, lanjutnya lagi, transisi pemerintahan akan lebih matang disiapkan. Ini karena sudah lebih pasti siapa pasangan capres dan cawapres yang akan terpilih lebih awal.
“Itulah tiga keuntungan jika pilpres selesai putaran saja. Tapi mungkinkah Gibran dan Prabowo di 2024 ini mengulangi kisah sukses SBY-Boediono di 2009?” tegasnya.
“Masih ada rentang waktu sebulan lagi bagi Prabowo dan Gibran untuk menambah dukungannya. Tambahan 4 persen lagi,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: