Soal pihak-pihak yang mengatasnamakan Pejuang PPP mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang dihadiri Ketua TKN paslon nomor urut 2, Rosan Roeslani, dinilai sebagai bentuk ketidaketisan dalam politik.
"Ini bukan persoalan solid atau tidak, ini persoalan etika," tegas Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/).
Hasto menilai PPP merupakan partai yang memiliki akar sebelum kemerdekaan RI.
"Sehingga ketika saya melihat Pak Rosan selaku Ketua TKN Prabowo-Gibran mengumumkan adanya kader pelopor PPP yang menyampaikan dukungan ini sebenarnya menyangkut masalah etis. Ini merupakan upaya-upaya politik
devide et impera zaman kolonialisme Belanda yang seharusnya tidak dilakukan," kata Hasto.
Menurut Hasto, Rosan sepertinya lupa tentang perjuangan PPP sehingga ini justru semakin mengobarkan semangat juang kader-kader partai berlambang Kabah itu karena perilaku tidak etis.
"Pak Rosan, Ketua TKN Prabowo-Gibran, sepertinya akan menghilangkan sejarah dari Partai Kabah yang telah eksis membangun demokrasi, termasuk saat itu melawan pemimpin otoriter dari Pak Harto, sehingga kami sangat menyesalkan terhadap pengumuman dari saudara Rosan," jelas Hasto.
"Kami membela PPP, Perindo, dan Hanura, karena kami satu kesatuan kebenaran, satu kesatuan kekuatan yang berasal dari rakyat. Dan itu sekali lagi menunjukkan kepanikan dari kubu 02 sehingga sampai melakukan cara-cara politik kotor yang melakukan pembelahan seperti itu," sambungnya.
Sementara itu, politikus muda PDIP Aryo Seno Baskoro menilai saat ini terjadi situasi politik yang tak beradab dan niretika. Menurut dia, anak muda saat ini sudah melek politik sehingga ke depannya akan bergerak melawan pihak-pihak yang tak punya etika.
"Kami berterima kasih malah dengan kemudian berbagai tantangan dan upaya memecah belah, adu domba itu, hari ini kawan-kawan PPP semakin solid dan semakin kuat bergerak. Ada tokoh-tokoh yang sangat monumental dalam PPP saat ini dan kemudian wakil anak-anak muda," jelas Seno.
Menurut Seno, dalam politik tidak hanya bicara tentang menang kalah, tetapi juga ada proses etika dan kepantasan. Anak muda, lanjut dia, menghargai norma-norma itu dalam proses, terutama untuk memenangkan ideologi dan memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Bagi kami untuk anak-anak muda Indonesia ini adalah salah satu bentuk teladan yang tidak etis dalam hal dukung mendukung politik di Indonesia hari ini. Di mana kita sebenarnya sangat menghidupkan teladan-teladan politik yang baik, teladan-teladan politik yang kompak, dan teladan-teladan politik yang dekat dengan rakyat, sebagaimana yang terus kami upayakan di TPN Ganjar-Mahfud dan di PDIP," papar Seno.
Terakhir, Hasto menambahkan, dalam berbagai teori kepemimpinan, pemimpin itu juga melahirkan kultur. Jika pemimpinnya emosional menempatkan etika "ndasmu", maka di bawahnya juga hal yang sama terjadi.
"Jadi, dari jawaban dari Bung Seno tadi sangat jelas bahwa kebenaran dalam politik, etika itu kami kedepankan. Untuk itu Pak Prabowo sama Mas Rosan, monggo, jangan ragu-ragu kalau belajar etika dengan Bung Seno," ucap Hasto.
Selain Hasto dan Aryo, turut hadir saat jumpa pers, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, serta kader muda PDIP Setiawan dan Anggi Pasaribu.
BERITA TERKAIT: