Resolusi tersebut akhirnya disepakati dan tidak mendapat veto dari Amerika Serikat. Namun sayangnya seruan gencatan senjata dihilangkan dalam draft resolusi terbaru.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyayangkan keputusan tersebut. Menurutnya, elemen gencatan senjata merupakan kunci dari perubahan di Jalur Gaza.
Dengan penghapusan gencatan senjata dalam draft, Retno akan terus memantau apakah resolusi yang diadopsi akan memberikan perubahan besar pada konflik militer di sana.
"Kita akan lihat apakah resolusi ini akan dapat membuat perbedaan atau perbaikan di lapangan," ujar Retno selama Makan Siang Bersama Media di Kembang Goela Restaurant, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan pada Rabu (27/12).
Retno menceritakan selama hampir dua bulan, dirinya bersama dengan delegasi OKI lainnya melakukan kunjungan ke lima negara pemilik hak veto di DK PBB.
Dia menyebut bahwa perjalanan itu dilakukan untuk mendorong anggota permanen DK PBB agar segera mensukseskan resolusi yang mendukung gencatan kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Menlu juga melakukan kunjungan ke Jenewa, Swiss dan bertemu dengan para pimpinan organisasi PBB seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Retno mengatakan di forum-forum Jenewa, para pemimpin PBB menggambarkan situasi di Gaza benar-benar tidak baik.
"Apa yang mereka lihat di lapangan, mereka belum pernah melihat Krisis kemanusiaan seburuk ini di tempat lain," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: