Hal itu disampaikan Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyoal penampilan tiga kandidat cawapres dalam debat perdana, Jumat malam (22/12).
"Di fase akhir, Gibran bisa kembali mengimbangi serangan, dengan menyerang Mahfud lewat yang isu Carbon Captured & Strorage (CCS) dan menyerang Cak Imin dengan State of Global Islamic Economy (SGIE)," kata Khoirul Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (24/12).
Menurutnya, materi tentang CCS dan SGIE itu sengaja dipersiapkan Gibran untuk menyerangkan lawannya dalam debat.
"Kedua materi serangan itu jelas sudah dipersiapkan matang oleh tim Gibran, untuk mengecoh lawan. Isu CCS ditujukan pada Mahfud dalam konteks penegakan hukum, sedangkan SGIE ditujukan ke Imin terkait ekonomi Islam," bebernya.
Pandangannya, dengan menggunakan istilah asing dalam ekonomi, Gibran berupaya skakmat kedua lawannya itu.
"Gibran tampak sengaja berusaha mendelegitimasi kredibilitas Mahfud dan Imin, di dua bidang yang seharusnya keduanya paham, tapi dikecoh dengan permainan istilah atau semacam permainan tebakan di tengah jutaan diksi," ungkap Khoirul.
Dia menuturkan sebagai performance panggung, Gibran tampil unggul. Tapi, dalam konteks perdebatan yang substantif, strategi debat yang memaksa lawan untuk bermain tebakan sejuta diksi semacam seharusnya dihindari.
"Pemahaman substansi dan filosofi kebijakan lebih penting. Itulah mengapa gelar strata pendidikan tertinggi di Doctor of Philosophy (PhD), karena dia ditempa untuk memahami filsafat ilmu, bukan sekadar hafalan-hafalan kognitif sederhana yang sering digunakan dalam standar pendidikan terapan semacam vokasi atau semacamnya," tutupnya.
BERITA TERKAIT: