Begitu dikatakan calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan ke Kedaton Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (6/12).
Pada kunjungan itu, Ganjar disambut prosesi adat dan kebudayaan, seperti "tepong tawar" sebagai bentuk penyambutan, "tali lepas" yang dilakukan untuk melepas hal-hal buruk oleh Aji Pangeran Haryo Suryo Adi Kusumo, dan penyematan "Songkok Senor" dari Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin.
Penampilan tari Topeng Kanji dan tari Kanjar Ganjur di area kedaton pun tak kalah menarik perhatian. Uniknya, Ganjar turut mencoba tarian Kanjar Ganjur.
Di hadapan para raja dan sultan yang menyambutnya, Ganjar menekankan komitmen untuk merawat adat istiadat dan kebudayaan sebagai bentuk kekayaan Indonesia.
Ganjar menyampaikan, banyak kesultanan dan kerajaan keraton yang hari ini masih hidup. Ada yang memang eksis betul cukup otonom, tapi ada beberapa lain yang butuh perhatian.
"Maka kalau kita mencintai budaya kita, mencintai leluhur kita wajib hukumnya kita membantu," imbuhnya menekankan.
Ganjar mencontohkan komitmen itu, ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, dia kerap memberikan perhatian dan berkontribusi dalam penyelesaian konflik di tubuh kesultanan Keraton Solo.
"Saya punya praktek, setidaknya beberapa kerajaan yang ada di Jawa Tengah waktu saya jadi gubernur, setiap tahun rutin kita bantu," tuturnya.
"Maka kalau kemudian hari ini ada suara yang muncul dari kesultanan Kutai Kartanegara sebenarnya itu mirip sama dengan kesultanan-kesultanan yang lain termasuk raja yang lain," demikian Ganjar.
BERITA TERKAIT: