"Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan anggota," kata Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid Bachtiar, lewat pesan singkat, Rabu (29/11).
Menurutnya, penyelidikan dilakukan dengan menggunakan Computer Security Incident Response Team (CSIRT), dan terus berkoordinasi dengan KPU.
Informasi dugaan pembobolan data KPU pertama kali viral di media sosial X, setelah akun bernama Mario @p4cen0g3 mengunggah sebuah tangkapan layar dari situs peretas.
Dalam unggahan itu diperlihatkan logo KPU beserta beberapa keterangan terkait data pemilih.
"Seorang threat actor bernama Jimbo menjual data-data dari @KPU_ID sebesar 2 BTC dengan jumlah baris 252 juta dan field-field seperti NIK, NKK, nomor KTP, nama, TPS ID, difabel, e-KTP, jenis kelamin, tanggal lahir dan lain-lain. Data-data itu termasuk data KJRI, KBRI, dan KRI," ungkap akun Mario, Selasa dini hari (28/11).
Hacker tersebut mengklaim telah mendapatkan sekitar 252 juta data dari situs jual beli data curian, Breachforums.
Akan tetapi terdapat beberapa data terduplikasi, dan setelah melalui proses penyaringan, akhirnya tersisa 204.807.203 data pribadi.
BERITA TERKAIT: