Menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung, ada perbedaan sekarang dan tahun lalu. Tahun lalu pada masa Covid-19, perdagangan dan pendapatan cukup terbatas, lantaran daya beli masyarakat melemah.
"Nah, sekarang Indonesia menghadapi inflasi di sisi penawaran akibat dari di stok nasional atau rantai pasok global," ujar Martin kepada wartawan, Selasa (28/11).
Namun, di saat yang bersamaan, pemerintah akan menggelontorkan dana bantuan sosial dan ada cast transfernya. Hal ini dikhawatirkan menjadi penyumbang inflasi lebih besar lagi.
"Hal ini saya pikir harus dilihat dengan baik. Kita bukan tidak setuju membantu masyarakat yang terdampak El Nino, tetapi juga harus dilihat jangan sampai terjadi
double side inflation," kata Martin.
Martin menerangkan, dari sisi penawarannya belum beres, sementara lagi ada uang yang beredar di masyarakat. Ia mengaku khawatir bisa terjadi
demand pull inflation atau jumlah permintaan telah melebihi penawaran.
Kalau dari dua sisi ini terjadi inflasi, kata Martin, secara logika bisa terjadi inflasi yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada kuarter pertama 2024.
"Nah, kalau terjadi inflasi lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi, artinya kita punya real money juga akan turun. Kalau uang yang kita pegang itu nilainya turun, pasti menekan nilai tukar rupiah. Jadi akan berlanjut-lanjut efeknya," tutupnya.
BERITA TERKAIT: