"Pernyataan saudara Djarot Saiful Hidayat tersebut sangat tendensius dan berbau fitnah. Dalam pernyataan tersebut saudara Djarot menyatakan bahwa telah terjadi rekayasa konstitusi dan nepotisme yang bersifat terbuka untuk melanggengkan kekuasaan," kata Wasekjen Partai Gerindra Didi Mahardhika melalui siaran persnya, Minggu (19/11).
Didi menilai, tuduhan tersebut sangat menyakitkan hati rakyat dan berpotensi memecah persatuan bangsa yang sudah dirintis dan diperjuangkan oleh para founding fathers Indonesia.
Menurut Didi, pernyataan Djarot tersebut merupakan bentuk sindiran yang menyesatkan yang berpotensi merusak persatuan bangsa.
"Jangan karena takut calonnya kalah dalam kontestasi pilpres maka pendukungnya menghalalkan segala cara dengan membangun narasi yang menyesatkan dan merusak persatuan bangsa," kata cucu Proklamator Bung Karno ini.
Didi berpandangan, serangan terhadap capres atau cawapres lawan sangat dimungkinkan dalam proses demokrasi pilpres, namun hendaknya jangan sampai membuat kehilangan hati nurani dan jati diri sebagai bangsa yang beradab.
Meski merespons keras pernyataan Djarot, namun Didi berharap dinamika politik saat ini tetap disikapi dengan mewujudkan pemilu dan pilpres yang damai.
"Tetap menjunjung tinggi dan mengedepankan nilai-nilai persatuan dan toleransi," tutup Didi.
Sebelumnya, dalam pernyataannya kepada wartawan, Djarot mengaku tidak merasa khawatir jika suara PDIP terpecah antara mendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, menyusul kehadiran Gibran di Tapanuli.
"Rakyat Tapanuli saya kira juga sangat aktif mencermati dinamika perpolitikan nasional, baik melalui media mainstream maupun media sosial. Terutama bagaimana konstitusi direkayasa dan terbukti terjadi pelanggaran etik berat sehingga paman Gibran diberhentikan sebagai ketua MK (Mahkamah Konstitusi)," ujar Djarot kepada wartawan.
Lebih lanjut Djarot juga menyindir pencalonan Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo, sebagai cawapres mendampingi Prabowo.
"Rakyat juga paham tentang praktik nepotisme yang dilakukan secara terbuka dan tidak ada rasa malu demi melanggengkan kekuasaan," kata Djarot.
BERITA TERKAIT: