Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Nomor Urut Pasangan Capres Telah Ditetapkan, Saatnya Menuju Kampanye dengan Damai” di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/11).
“Koalisi Perubahan, Pak Anies dan Pak Muhaimin, begitu Amin deklarasi di Tanah Laut, di sana ada penghadangan, habis itu seakan-akan ada soal hukum dan lain lain, kita dituduh gak akan bisa mendaftar karena terlalu banyak masalah. Eh ternyata di sisi lain ada yang bermain betul dengan hukum. Bahkan konstitusi,” kata Jazilul.
Jazilul menyebut, demokrasi memang bisa membuat semua orang menangis bahkan kecewa. Tak terkecuali anggota DPR RI.
“Ada yang kemudian (bilang) alarm dipencet, alarm demokrasi yang mau mati, pemerkosaan hukum, itu dipencet,” selorohnya.
Sebab, lanjut dia, pada Pilpres 2024, hukum seolah dipermainkan hanya untuk sekadar meloloskan satu orang saja.
“Nah itu menurut saya, bayang-bayang ketidakdamaian itu ada, jika memang dari awal memang tidak
clear kalau bahasa kitanya itu
subhat, ya gak harus gak halal,
remeng remeng,” tuturnya.
“Dia dianggap haram nyatanya juga konstitusi membolehkan, dianggap halal kok produknya melalui produk di dalam ruang gelap yang tercela kena pelanggaran berat,” demikian Jazilul.
Hadir Narasumber lain dalam diskusi tersebut yakni Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Syarief Hasan, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, dan Pengamat politik Abdul Hakim MS.
BERITA TERKAIT: