Begitu dikatakan Ketua YLBHI Muhamad Isnur mengomentari nama Kepala Staf Angkatan Darat Agus Subiyanto, yang diusulkan Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Panglima TNI.
"Pergantian Panglima TNI sejatinya menjadi jalan rotasi dan regenerasi jabatan di tubuh TNI secara fair demi kepentingan negara," ujar Isnur dalam keterangan tertulis, Senin (6/11).
Dikatakan Isnur, pergantian Panglima TNI sudah sepatutnya mengedepankan pendekatan substantif. Yakni, pendekatan dengan mengedepankan rekam jejak.
"Di mana pendekatan yang menempatkan proses pergantian Panglima TNI yang menekankan pada kapasitas dan kapabilitas dalam memimpin TNI," terangnya.
Pendekatan substantif, kata dia, menjadi penting karena proses pergantian kali ini berada satu fase dengan tahun politik menuju Pemilu 2024.
Dia pun berharap, Presiden Jokowi dan DPR RI berhati-hati, jangan sampai pergantian Panglima TNI ada muatan politis untuk keuntungan kekuasaan.
"Presiden dan DPR harus menghindari pragmatif-politis dalam pergantian panglima TNI, seperti mempertimbangkan unsur kedekatan dengan lingkaran kekuasaan, kepentingan kelompok, dan keuntungan politik," tandasnya.
BERITA TERKAIT: