Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan pada acara Kompas 100 CEO Forum di Kawasan Ibukota Nusantara di Kalimantan Timur, dikutip melalui tayangan video, Kamis (2/11).
“Yang paling penting kita berharap semua setelah bertanding kompak lagi, bersatu lagi, untuk negara dan bangsa yang kita cintai,” kata Jokowi.
Pada awal sambutannya, Jokowi coba menepis kekhawatiran dunia usaha atas pembangunan IKN yang akan terpengaruh oleh pemilu dan adanya kepemimpinan baru.
“Jadi kalau masih ada khawatir-khawatir apa gitu lho. ‘Pak nanti (IKN) enggak dilanjutkan’. Lah ini undang-undangnya sudah ada. Undang-undangnya didukung 93 persen fraksi partai-partai di DPR. Apa lagi? Takut apa lagi? Takut pemilu?” tutur Jokowi.
Menurut Jokowi, wajar jika dalam pelaksanaan pemilu, suhu politik terasa lebih panas. Apalagi, Indonesia sudah menjalani pemilu langsung sejak 2009 hingga 2019.
“Pemilu anget-anget dikit, agak panas kan enggak apa-apa. Yang penting bapak-ibu jangan beli kipas, ngipasin. Atau ibu-ibu beli kompor, manasin. Kita ini saya lihat sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi. Perbedaan itu biasa. Beda pilihan biasa gitu loh,” jelasnya.
Mantan Walikota Solo ini pun menegaskan, pilihan dan kedaulatan ada di tangan rakyat. Sehingga seperti apapun para kontestan yang ada, semuanya akan berakhir di tangan rakyat yang memiliki hak suara.
“Yang milih semuanya kan rakyat, kedaulatan ada di tangan rakyat, bapak seganteng apapun kalau rakyat enggak senang gimana? Senangnya yang ndeso-ndeso kayak saya ini. Pilihan rakyat dan persaingan dalam kompetisi dalam pemilu biasa-biasa saja," demikian Jokowi.
BERITA TERKAIT: