Sebagai Ketua DPP yang memberikan pemahaman dan pembelajaran mengenai ideologi Pancasila dan partai, Djarot merasa gagal menjadikan Gibran kader unggul.
"Saya gagal, saya bersalah, karena saya ini kan Kabid Ketua Bidang Ideologi. Tugas saya adalah membangun ideologi, membangun kaderisasi, menyiapkan kaderisasi melalui Sekolah Partai," ucap Djarot di Ganjar Center, Matraman, Jakarta Pusat, Senin (30/10).
Djarot mengatakan, di sekolah partai PDIP, dirinya kerap membicarakan ihwal ideologi dan kaderisasi, serta kedisiplinan dan loyalitas kepada seluruh kader banteng.
"Jadi kader itu dididik betul untuk loyal. Loyal terhadap apa? Loyal terhadap ideologi, loyal terhadap tujuan negara, dan loyal kepada aturan partai. Loyal. Ketiga ikhlas. Jadi disiplin, loyal, ikhlas," tuturnya.
"Makanya ketika kaderisasi anggota partai itu jargonnya itu, pasti selalu kader disiplin, loyal, ikhlas," imbuh Djarot.
Namun, melihat yang terjadi saat ini, Djarot mengaku gagal mendidik Gibran sebagai kader yang loyal dan disiplin terhadap partai.
"Saya gagal. Di beberapa hal saya gagal. Termasuk misalnya pembangkangan Mas Gibran, misalnya. Tidak ada Loyalitas, tidak ada disiplin, tidak ada ikhlas, tidak ada semua," ujarnya.
"Saya merasa, rasanya itu gimana ya, tertusuk duri. Prihatin. Ternyata semua nilai yang kita tanamkan di Sekolah Partai (disia-siakan), hanya demi kekuasaan semata," tutupnya.
BERITA TERKAIT: