Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pertanyakan Tujuan Presiden Jokowi Hadiri KTT BRICS, Politikus PDIP Minta Penjelasan Menlu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 24 Agustus 2023, 20:21 WIB
Pertanyakan Tujuan Presiden Jokowi Hadiri KTT BRICS, Politikus PDIP Minta Penjelasan Menlu
Politikus PDI Perjuangan, Effendi Simbolon/RMOL
rmol news logo Menteri Luar Negeri Retno Marsudi diminta untuk menjelaskan maksud dari kehadiran Presiden Joko Widodo di KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.

Seperti disampaikan politikus PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, Indonesia baru saja menjadi tuan rumah Presidensi G20, dan sekarang masih Presidensi dari ASEAN. Bahkan pada 3 september mendatang ada ASEAN Summit Meeting dengan negara G7.

Maka seharusnya Presiden Jokowi tidak perlu menghadiri acara ktt BRICS di tengah memanasnya suasana secara diametral, antara kekuatan yang ada di dalam ricks maupun di luar BRICS.

“Tentu NATO, Uni Eropa, ada Jepang, ada Korea Selatan, kemudian negara ASEAN, mostly negara ASEAN itu mengikuti pola itu,” kata Effendi Simbolon di Gedung Nusantara I, Komplek Senayan, Kamis (24/8).

Effendi menambahkan, Indonesia perlu mempertimbangkan secara matang jika harus menjadi tamu undangan acara internasional agar tidak menyinggung negara lain yang saat ini tengah terlibat konflik.

“Pertanyaan kita apakah sudah diperhitungkan betul, sementara antara manfaat mudharatnya berisiko. Sama seperti contoh kecil saja, ketika kita ingin membeli Sukhoi, apakah terealisasi? Baru satu hal itu. Sukhoi yang kita bilang, kita negara independen, negara bebas aktif, tapi kita membeli suatu barang saja tidak bisa,” ujarnya.

“Belum lagi dihitung soal kalahnya kita di semua peradilan di Eropa, yang masalah hilirisasi, masalah CPO,” imbuhnya.

Effendi khawatir nasib Indonesia sama seperti negara-negara konflik yang sampai saat ini tidak mampu memperjuangkan kemerdekaannya, juga permasalahan ekonomi negara bakal dikoyak negara lain.

“Kenapa politik kita, tidak soft diplomacy. Saya bertanya ke Mbak Retno, kenapa politik kita seperti bukan di Indonesia? Kok seperti kita memposisikan kita menantang gitu ya? Apakah sudah cukup kuat kita? Berada seperti Irak at the time, berada pada Turki pada waktunya, berada pada Korea Utara seperti 10 tahun lalu, apakah seperti itu kita? Apakah enggak seperti good guys saja kita? Apa plus minusnya ini perlu dijelaskan oleh Retno,” tegasnya.

Effendi berharap agar pemerintah menjelaskan secara terang benderang, maksud dan tujuan hadiri KTT BRICS tersebut.

“Ya syukur-syukur dijelaskan oleh presiden, sepulang dari sana, bisa kan. Di pesawat dijelaskan, 'kehadiran saya ada di KTT BRICS dalam misi ini, ini, ini, kehadiran saya sebagai tamu undangan, dalam kepentingan apa? dan kepentingan apa yang sudah kita capai?' Agar kita tahu, karena the next president harus melanjutkan ini,” tutupnya. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA