Hal itu disampaikan Bambang Soesatyo ketika menyampaikan isi pidato Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD RI, 2023 di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (16/8).
"Lebih dari itu, kita berharap, siapapun nantinya yang terpilih hendaknya meneruskan tongkat estafet pembangunan nasional, konsisten untuk mengambil langkah-langkah positif, dan melanjutkan apa yang telah dimulai oleh para
pemimpin sebelumnya," katanya.
Semula pria yang akrab disapa Bamsoet itu menyampaikan tentang kerja keras pemerintah dalam menata ulang pembangunan ekonomi di segala bidang dan harus juga dibarengi dengan penataan kembali demokrasi Indonesia.
Kemudian, Bamsoet mengupas soal tahapan pemilu 2024 yang kini sudah dilewati dan akan menghadapi Pilpres pada 14 Februari 2024 sekaligus Pileg dan pemilihan kepala daerah.
"Tahapan pemilu memang akan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Tetapi demokrasi tak hanya berhenti pada tahap demi tahap pemilu tersebut. Demokrasi berjalan sepanjang masa bersamaan dengan kehidupan sehari-hari," kata Bamsoet.
Pihaknya meminta agar kebijakan pemerintah yang akan datang harus berpihak kepada kemaslahatan rakyat.
"Dengan semangat tersebut, mari kita sambut pemilihan umum 2024 untuk mewujudkan demokrasi konstitusional dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga Pemilu dapat menjadi arena kontestasi untuk menjaring putra-putri terbaik bangsa, yang akan duduk di kursi legislatif dan eksekutif, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional," jelasnya.
Menurutnya, sudah selayaknya seluruh pemimpin partai politik dan juga para pemimpin dan tokoh bangsa untuk ikut mengambil tanggung jawab dalam mempersiapkan keberlanjutan kepemimpinan nasional dengan mendasarkan “prinsip negara demokrasi berdasarkan hukum”.
"Siapapun yang nantinya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, wajib kita dukung bersama-sama untuk menjalankan misi besar, menuju Indonesia Maju," tegasnya.
Kemudian Bamsoet menutupnya dengan sebuah pantun yang menyindir saat ini sudah muncul capres namun belum tampak siapa cawapresnya.
"Dari Aceh sampai Papua,
Sudah tentu berbeda sukunya.
Para capres sudah tau siapa,
Meski masih belum jelas siapa cawapresnya," tutupnya.
BERITA TERKAIT: