"Kalau kita bicara duet Prabowo-Airlangga, masih ada peluang," ujar analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/8).
Ujang melanjutkan, peluang Airlangga menjadi pendamping Prabowo akan terbuka kalau tiga ketua umum lain yang ada di koalisi besar itu sepakat mengusung duet tersebut.
"Di situ harus ada kompromi di antara empat partai, Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN, untuk menentukan siapa cawapres yang ideal yang bagus," katanya.
"Tapi, di antara tiga nama, semua masih ada peluang yang sama, untuk menjadi cawapres Prabowo," imbuhnya.
Selain itu, kata Ujang, ada penentu di luar koalisi yang bisa mengubah peta politik empat parpol pendukung pemerintah tersebut, yakni Presiden Joko Widodo.
"Ada dirigennya, ya Pak Jokowi. Kalau endorse-endorse tidak mungkin didorong tanpa Jokowi," jelasnya.
Menurutnya, Presiden Jokowi dianggap kuat dan bisa membangun koalisi pemerintah bergabung dengan Prabowo Subianto, ditambah PBB yang pada Pemilu 2019 lalu juga mendukung Jokowi.
Oleh karena itu, setiap ketum di koalisi besar punya peluang yang sama, tergantung Jokowi.
"Airlangga masih ada peluang yang sama dengan Cak Imin, Erick Thohir, maupun Gibran," tutupnya.
BERITA TERKAIT: