Rencana Aksi ini untuk mendetailkan implementasi MoU yang telah ditandatangani keduanya di Perth, pada 21 Februari 2023 lalu.
Rencana Aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama
critical minerals untuk periode 2023-2025. Kolaborasi tersebut didukung dalam semangat
economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku tanggal 5 Juli 2023.
Kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Aksi ini mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.
Dutabesar RI di Canberra, Siswo Pramono mengatakan, Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting (
critical minerals), mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral melimpah untuk menghasilkan baterai
electric vehicle (EV).
"Australia akan menjadi pemasok Lithium dan Indonesia akan menjadi pemasok Nikel, di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV,” kata Siswo Pramono.
Sementara itu, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang menyaksikan penandatanganan kerja sama itu menyebut, kedua negara dapat berkontribusi lebih besar pada
global value chains untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting global.
Apalagi, Indonesia diproyeksikan menjadi pusat pengolahan dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja berlimpah. Ditambah kemudahan akses berbagai bahan baku seperti litium dan didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.
“Penandatanganan Rencana Aksi ini merupakan hal penting untuk menangkap peluang dan mempertemukan pihak yang terlibat dalam sektor
critical minerals, dengan pihak yang mendukung pembiayaan guna mewujudkan kerja sama yang lebih konkret,” tegas Airlangga.
Peluncuran Rencana Aksi direncanakan akan dilakukan pada bulan September 2023 di Jakarta dalam kegiatan dialog tingkat tinggi tahunan, dimana Perth akan menjadi penyelenggara pada pertemuan tahun berikutnya.
Dalam pertemuan tersebut Menko Airlangga didampingi oleh Sesmenko Perekonomian Susiwijono dan Deputi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian Edi Pambudi.
Penandatanganan Rencana Aksi ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian acara dan kegiatan pertemuan pelaku usaha kedua negara. Hadir Dubes RI di Canberra, Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Perth, Listiana Operananta, Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC), George Iwan Marantika, serta perwakilan Pemerintah Indonesia dan Australia, dan para pelaku usaha Indonesia yang tergabung dalam Kadin.
BERITA TERKAIT: