"Sebagai tempat dunia bisa belajar bahwa di Aceh pernah terjadi kekerasan yang tidak masuk akal dan negara tidak membolehkan kekerasan itu tapi dilakukan," ujar Munawar saat diskusi bertajuk 'Kilas Balik Peristiwa Rumoh Geudong' yang digagas oleh Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (Fokusgampi) di Banda Aceh, diwartakan
Kantor Berita RMOLAceh, Minggu (25/6).
Menurut dia, perdamaian di Aceh tidak akan pernah terjadi apabila tidak ada darah syahid para korban konflik. Karena itu, setiap situs peninggalan harus dikenang baik oleh pendahulu, orang muda, hingga generasi mendatang.
"Mengingat kembali 15 Agustus 2005, titik perubahan dari Aceh yang hancur-hancuran menuju Aceh bermartabat," ujarnya.
Munawar menjelaskan, pada masa perundingan, pemerintah pusat berusaha agar Aceh tidak meminta kemerdekaan. Namun diberikan keistimewaan.
Meskipun ada Momorandum of Understanding (MoU) Helsinki, kata dia, Aceh tak dihargai.
"Jadi ini yang jadi problem, dulu enggak ada pejabat yang mengatakan kejadian di Aceh ditutup untuk hilangkan dendam tapi ada Pj Bupati yang katakan memelihara situs sama dengan memelihara dendam, ini penghinaan," ujarnya.
Dia menilai, para saksi konflik atau orang-orang tidak terdampak bisa saja menerima namun berbeda dengan seseorang yang diperkosa, dan dibunuh ayahnya.
"Makanya program semakin jauh dari perdamaian, harta semakin dikuras," tuturnya.
Sementara itu, aktivis perempuan masa lalu Cut Asmaul Husna yang juga merupakan orang asli Pidie mengatakan, pada tahun-tahun sebelum pembakaran Rumoh Geudong anak-anak banyak mendengar suara menjerit di sana, para anak mentafsirkan bahwa itu mahluk halus padahal itu kejadian penyiksaan.
"Tahun 1999 kami lakukan investigasi banyak perempuan yang diperkosa. Itu yang terjadi, Rumoh Geudong situs sejarah," ujarnya.
Dia menambahkan, kalau itu hilang, maka konflik dianggap biasa padahal banyak kejadian konflik telah berpengaruh pada kerusakan sosial dan agama. Jangan sampai kejadian konflik di masa mendatang dianggap sebagai dongeng.
"Kami saksikan, kami rekomendasikan daerah itu tidak sepantasnya dibangun masjid tapi dibangun museum," tutupnya.
BERITA TERKAIT: