Sebelumnya, PDIP dan PPP telah sepakat membangun kesepakatan kerjasama politik, salah satunya mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk kontestasi tahun 2024 mendatang.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menganalisa ada tiga indikasi Sandi berpeluang menjadi pendamping Ganjar Pranowo.
Pertama, Sandi mengundurkan diri dari Gerindra memang disiapkan untuk menjadi cawapres. Artinya, peluang Sandi menjadi cawapres saat keluar dari Gerindra.
"Karena peluang Sandi menjadi cawapres di Gerindra tertutup," demikian kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (13/6).
Indikasi kedua, urai Jamiluddin, keputusan keluar dari Gerindra dilakukan oleh Sandi setelah bertemu Presiden Jokowi. Ada indikasi keluarnya Sandi dari Gerindra atas restu Jokowi.
Apalagi juga sempat mengemuka dari media Singapura bahwa Sandi dan Erick Thohir diusulkan Jokowi untuk menjadi pendamping Ganjar.
Indikasi ketiga, Sandi sudah diterima PPP dan akan diberi posisi strategis. Bahkan PPP akan mengusulkan Sandi ke PDIP untuk menjadi mendampingi Ganjar.
"Jadi, tiga hal itu tampaknya menunjukkan satu benang merah, Sandi memang disiapkan untuk menjadi cawapresnya Ganjar. Peluang itu sangat besar kalau Jokowi memang merestuinya," jelasnya.
Lebih lanjut mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini berpendapat, Megawati Soekarnoputri tampaknya akan sulit menolak Sandi bila yang mengusulkan Jokowi. Hal itu tentunya menambah peluang Sandi menjadi pendamping Ganjar. Apalagi, elektabilitas Sandi menjanjikan.
"Ganjar akan terbantu elektoralnya, terutama dari milenial dan emak-emak. Selain itu, Sandi juga kuat dalam finansial," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: