Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, kesedihan Mega bisa saja diartikan dirinya salah karena sudah mengusung petugas partai yakni Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Masalah di Papua tak kunjung usai, Megawati sedih. Megawati mau sentil Jokowi, Megawati sadar Jokowi yang di
declare sebagai petugas partai selama sembilan tahun tidak mampu atasi masalah Papua," ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/6).
Oleh karenanya, Mega diminta tidak mengulanginya untuk yang kedual kali, kegagalan Jokowi sebagai presiden mengatasi permasalahan di Papua diharapkan tidak terjadi lagi jika mega benar dalam memilih petugas partai sebagai calon presiden.
"Ini jadi pelajaran berharga. Jangan lagi andalkan petugas partai lagi untuk urusi persoalan bangsa yang kompleks ini. Jangan lagi salah pilih petugas partai lain yang tidak mampu atasi masalah bangsa termasuk Papua," pungkas Muslim.
Megawati Soekarnoputri sebelumnya merasa sedih dengan sejumlah peristiwa di Papua yang sampai saat ini tidak pernah selesai. Perasaan ini diungkap Mega saat menghadiri pengoperasian Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno-369, di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/6).
Mega sampai berpikir, jika ia sebagai presiden akan menerjunkan sejumlah batalion tentara ke Papua seiring dengan konflik bersenjata antara TNI dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Merdeka (TPNPB). Dia memandang TPNPB merupakan rakyat RI yang terprovokasi.
"Saya lihat yang maju ke Papua ini. Saya terus bilang, hm, kalau saya masih komandan, boleh toh pak ngomong?" ucap Megawati.”
“Kalau saya masih komandan, saya turunkan di sana berapa batalion. Keren, kan," kata Mega.
BERITA TERKAIT: