Ancaman itu disampaikan Philips lewat video yang beredar di media sosial, salah satunya akun twitter @jefry_wnd yang dikutip redaksi, Sabtu (27/5).
Pada video itu, Kapten Philip berada di tengah-tengah kelompok KST yang membawa senjata api laras panjang serta tombak.
"Militer Papua kasih dua bulan lagi untuk semua negara yang lain untuk bicara dengan Indonesia untuk Papua merdeka. Kalau sudah dua bulan dan mereka tidak bicara dengan Papua, mereka akan tembak saya,” kata Philips, dalam video itu.
Setelah menyampaikan pesan dalam Bahasa Indonesia, selanjutnya Kapten Philips menyampaikan dalam Bahasa Inggris.
Setelah itu perwakilan dari KST mengatakan, Indonesia hanya perlu mengakui kedaulatan Papua Merdeka.
Bila tidak, di sisa waktu dua bulan, dan Indonesia tidak mengabulkan permintaan KST, maka pilot akan dibunuh.
"Terus Indonesia tidak mengaku, berarti dua bulan itu lewat, maka kami akan tembak pilot,” kata perwakilan KST di video itu.
Seperti diketahui, Kapten Philips Max Mehrtens disandera sejak empat bulan lalu, tepatnya 7 Februari 2023.
Saat itu Kapten Philips mengoperasikan pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter dengan nomor penerbangan SI 9368 dan hilang kontak, usai mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Sejauh ini pihak TNI-Polri telah melakukan pencarian, namun faktor cuaca, medan pegunungan, serta berbaurnya KST dengan penduduk setempat, menjadi hambatan operasi.
BERITA TERKAIT: