Hal tersebut terekam dalam survei terbaru Political Statistics (Polstat) yang dirilis Minggu (21/5). Hasilnya, rekam jejak hanya dipandang perlu oleh 15,2 persen responden.
"Sepertinya kondisi tidak ada
incumbent pada Pilpres 2024 menjadikan rekam jejak, visi misi dan pengalaman kepemimpinan capres tidak menjadi faktor besar dalam mempengaruhi pilihan," ujar Peneliti Polstat Apna Permana.
Daripada rekam jejak, kata Apna, dalam survei tersebut mayoritas respondeng lebih mementingkan pada gagasan figur dalam menyelesaikan permasalahan Indonesia hari ini.
"Kemampuan capres memecahkan masalah menjadi 55,6 persen faktor yang mempengaruhi pimpinan," katanya.
Lanjut Apna, berdasarkan kriteria itu, Polstat kemudian mensimulasikan tiga figur calon presiden potensial. Yakni, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Hasilnya, sebanyak 39,2 persen responden mengaku memilih Prabowo, kemudian 27,1 persen memilih Ganjar dan 26,9 persen memilih Anies.
"Sementara 6,8 persen responden menyatakan belum punya pilihan," pungkasnya.
Survei Polstat kali ini dilakukan pada tanggal 1-10 Mei 2023 di 34 provinsi dengan melibatkan 1.220 responden.
Jumlah sampel diperoleh melalui teknik pengambilan sampel dengan metode
multistage random sampling.
Batas kesalahan atau
margin of error ditetapkan +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
BERITA TERKAIT: