Hal itu diutarakan Presiden Kelima RI itu saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku dalam rangka hari jadi ke-58 Lemhannas RI di Gedung Lemhannas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5).
Awalnya, Megawati menceritakan soal pemikiran Presiden pertama RI yang juga ayahnya, Soekarno. Diceritakan Mega, Bung Karno memiliki pemikiran
genuine karena kerap membaca pemikiran para ahli dan ilmuan dunia meskipun berasal dari negeri penjajah hingga komunis.
"Itu yang saya tanya sama bapak saya. Bapak saya kan insinyur, lah Belanda itu kok membolehkan, malah suruh belajar yang namanya Karl Marx, Lenin (Vladimir Lenin), Hegel (Georg Wilhelm Friedrich Hegel)?" kata Megawati.
Dijelaskan Megawati, rujukan-rujukan dari para tokoh dan ilmuan tersebut tak menjadi masalah bagi Bung Karno karena tujuannya semata-mata untuk keilmuan.
Melihat pengalaman Bung Karno, Megawati pun kini tidak habis pikir dengan pihak-pihak yang kerap menudingnya sebagai komunis. Padahal, jelas-jelas ia adalah seorang yang selalu terdepan membela Pancasila.
"Kok sekarang saya jelas yang membela Pancasila, selalu dibilang 'Ibu Mega itu komunis kalau sering ngomongin Tingkok'.
Gile batin aku," sesalnya.
Melihat kecenderungan publik yang gampang menuding seseorang tanpa fakta, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) ini pun menilai ada sesuatu yang hilang pada diri mereka.
"Kita ini sudah kehilangan jiwa ksatria loh. Kalau saya selalu bilang, sini lo debat sama
gue," tutupnya.
BERITA TERKAIT: