Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menganalisa, pertemuan dua tokoh militer itu memuat pesan tersirat yang tak diketahui publik, sehingga wajar apabila ada hubungannya dengan Presiden Joko Widodo.
"Kedatangan Wiranto juga sebuah pesan bahwa istana tetap mendukung prabowo sebagai capres," kata Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/5).
Ia menuturkan, secara struktural pemerintahan Wiranto memiliki kedekatan dengan Jokowi. Sementara secara sejarah militer, juga punya kedekatan dengan Prabowo.
"Wiranto adalah orang kepercayaan Presiden Jokowi, ia juga ketua wantimpres yang berperan mengamankan kepentingan politik strategis dari istana," tuturnya.
Oleh karena itu, dosen ilmu pemerintah Universitas Sutomo ini memandang, Prabowo yang merupakan capres Partai Gerindra, masih punya kans didukung Jokowi.
Pasalnya, Jokowi pernah memberikan pesan politik terkait dukungannya kepada mantan Danjen Kopassus itu, yakni dengan menyebutnya sebagai penerus.
"Pernyataan Prabowo yang meminta Wiranto untuk turut mendampingi dirinya sebagai capres, ini adalah pernyataan hubungan istana dan prabowo tidak ada masalah," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: