Pandangan itu diutarakan Koordinator Nasional Forum Akademi Pecinta Sepakbola Indonesia (FAPSI) Amsori Bahruddin Syah. Memang, kata dia, tragedi Kanjuruhan adalah momok bagi persepakbolaan Tanah Air, khususnya kepolisian, karena menewaskan 135 suporter yang tidak bersalah.
"Tetapi kami melihat Polri melakukan instrospeksi atas kekeliruannya dengan menerbitkan peraturan, hingga pelatihan jajarannya agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang," ujar Amsori kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/4).
Kang Abin, begitu sapaan karibnya, berharap upaya koreksi tersebut dilakukan secara berkesinambungan. Selain itu, bersikap tegas terhadap jajarannya jika kembali melakukan kekeliruan.
"FAPSI harapkan program pelatihan itu kalau bisa dilakukan secara reguler agar personel yang bertugas saat mengawal pertandingan dapat menerapkan SOP dengan baik dan benar. Polri juga harus tegas jika seandainya nanti ada anggotanya yang melakukan kesalahan," terangnya.
FAPSI, sambung Kang Abin, siap bersinergi dengan Polri dalam memberikan edukasi dan pelatihan. Pangkalnya, anggota FAPSI juga terdiri dari akademisi di bidang olahraga.
"Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi demi kemajuan persepakbolaan Tanah Air, termasuk dengan kepolisian, karena kami sangat berharap persepakbolaan nasional kita bisa berkembang dan maju," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: