Hal tersbeut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar dalam Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Bali.
Dengan pengelolaan data mikro, kata Abdul Halim, diharapkan program yang dilaksanakan akan tepat sasaran, tepat manfaat, dan berkontribusi signifikan untuk kesejahteraan masyarakat desa serta peningkatan ekonomi inklusif desa.
“Kalau semua basis kerja kita didasarkan pada data mikro, maka saya yakin apa yang menjadi target capaian kita pasti akan berhasil,†ujar pria yang akrab disapa Gus Halim dalam keterangan tertulis, Kamis (13/4).
Untuk itu, lanjutnya, implementasi program Tekad harus memanfaatkan berbagai rekomendasi yang dihasilkan dari berbagai analisis data yang berbasis pada 18 tujuan dalam SDGs Desa.
“Kita punya data yang sangat rigid pada level mikro. Siapa, di mana, berapa jumlah warganya, kondisi tingkat kemiskinannya bagaimana. Maka dengan data itu langkah-langkah yang kita ambil dan treatment yang kita berikan pasti tepat karena sesuai dengan permasalahan,†terangnya.
Selain itu, kata Gus Halim sangat, diperlukan kolaborasi dan sinergi yang baik, antara kader kampung program ini dengan pendamping desa di lapangan.
Tujuannya, sambung politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, agar program Tekad berkontribusi maksimal untuk kalangan penerima manfaat, pemangku kepentingan, hingga masyarakat luas secara umum.
BERITA TERKAIT: