Hal itu ditegaskan langsung oleh Firli dalam rekaman suara yang beredar di media sosial Twitter. Dalam dua rekaman suara dengan durasi 1 menit 40 detik dan 1 menit 45 detik itu, disebutkan adanya komunikasi antara Firli dengan salah satu pegawai KPK.
Dalam potongan rekaman suara pertama, terdengar suara Firli yang mengakhiri penyampaiannya dalam sebuah forum yang belum diketahui waktu dan tempatnya.
"Saya mohon maaf, saya tidak memberi kesempatan untuk bicara. Tapi yang pasti, saya titip itu saja, tolong, jangan bersumber dari kita. Baik terima kasih, saya akhiri," ujar Firli.
Setelah itu, salah satu pegawai KPK ingin menyampaikan beberapa hal dan dipersilakan oleh Firli. Pegawai tersebut menyampaikan harapan agar Endar tetap berdinas di KPK.
"Kami sangat berharap bapak, bahwa ini Pak Endar tetap di sini. Kami berharap semuanya, baik penyidik, maupun penyelidik, terhadap Pak Endar tetap menjadi Direktur Penyelidikan, dan melaksanakan tugas-tugasnya seperti biasa," kata seorang pegawai KPK yang tidak diketahui identitasnya.
Pegawai KPK tersebut pun menyatakan
walkout jika pimpinan KPK tetap mengeluarkan surat pengembalian Endar ke institusi Polri.
Mendengar itu, Firli lantas mempersilahkan pegawai tersebut untuk kembali duduk. Firli selanjutnya menjelaskan secara tegas bahwa keputusan pengembalian Endar ke institusi Polri bukan urusan pribadinya, melainkan keputusan kolektif kolegial kelima pimpinan KPK.
"Entar dulu, entar dulu. Duduk dulu. Saya tahu anda, anda tahu saya. Bukan baru lahir saya. Makanya tadi saya sudah sampaikan, keputusan ini adalah bukan keputusan sendiri. Paham ya? Paham? Harus dipahami dulu. Ini bukan urusan pribadi, enggak ada. Saya sudah sampaikan kepada rekan semua.
Enggak ada sama sekali. Jangan dibawa, tidak ada konflik bagi saya, mohon maaf. Saya tidak ada konflik pribadi dengan adik-adik saya," tegas Firli.
Setelah itu, terdengar suara pegawai meminta izin meninggalkan ruangan dan forum tersebut. Terdengar pula suara hentakan kaki seperti seseorang yang sedang berjalan.
BERITA TERKAIT: