Merespons hal itu, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan bahwa Risma selalu hobi dengan pencitraan. Bagi Jamiluddin, politisi PDI Perjuangan itu memang memiliki keahlian dalam drama politik. Muaranya, hanya untuk pencitraan ke masyarakat.
"Risma itu memang selalu buat drama. Tujuannya hanya untuk pencitraan," kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/2).
Mantan Dekan Fikom IISIP ini menambahkan, Risma selalu terkenal dengan gaya pencitraannya di hadapan masyarakat semenjak menjadi Walikota Surabaya.
"Kasus pembagian gratis es krim di Taman Bungkul, marah-marah. Risma juga pernah bersihin gorong-gorong. Saat itu terjadi banjir di Surabaya," imbuhnya.
Menurutnya, gaya pencitraan Risma tidak cocok dilakukan di Jakarta, terlebih menjadi Menteri Sosial. Ia memandang sikap Risma itu justru akan memperburuk citranya sebagai pembantu Jokowi.
"Jadi, tindakan drama Risma itu memang untuk pencitraan. Sukses di Surabaya itu coba dilakukan juga di Jakarta. Namun drama selama menjadi Mensos tampaknya tidak berhasil," tutupnya.
BERITA TERKAIT: