"Memang ada kesan tak berani meresafel. Itu bisa saja terjadi, karena Nasdem, khususnya Surya Paloh, dinilai punya jasa besar menghantarkan Jokowi jadi presiden," kata pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/2).
Pada Pilpres 2014 misalnya, kata Jamiluddin, Partai Nasdem yang pertama mengusung Jokowi menjadi Capres. Sementara partai lain belum terpikir untuk mengusung Jokowi. Bahkan PDIP saat itu masih bingung, antara mengusung Megawati atau Jokowi.
"Jadi, jasa besar itu tampaknya membekas di sanubari Jokowi. Itu membuatnya merasa bersalah bila harus meresafel menteri asal Nasdem dari kabinetnya," ujarnya.
Selain itu, lanjut Jamiluddin, kemungkinan ada kartu As yang dipegang Surya Paloh, sehingga Jokowi berpikir seribu kali untuk meresafel. Tentu kartu As itu hanya Surya Paloh dan Jokowi yang tahu.
"Bisa saja kartu As itu sangat rahasia, sehingga berpeluang menjadi terbuka bila Jokowi meresafel menteri dari Nasdem. Hal itu yang tampaknya menyandera Jokowi," tutupnya.
BERITA TERKAIT: