Selama menjalankan tugas kenegaraannya, RR memiliki keahlian dalam mengelola keuangan negara. Selama ini, RR telah berhasil mengatasi banyak masalah di berbagai lembaga negara baik kementerian maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Diantaranya, BUMN seperti PLN dan Garuda Indonesia terbukti berhasil menyelamatkan perusahaan yang hampir bangkrut. Pada tahun 2000, PT PLN (Persero) nyaris bangkrut karena jumlah modal minus Rp 9 triliun, sedangkan asetnya Rp 50 triliun.
Di tangan RR, ia menolak skema permintaan uang PLN dari negara untuk penyertaan modal. Langkah yang dilakukan RR dengan cara luar biasa dalam menyelamatkan PLN.
Berbagai cara yang dilakukan, salah satunya adalah melakukan renegosiasi harga beli listrik dari swasta. Teknisnya, harga yang awalnya 7-9 sen/kWh dolar AS turun jadi 3,5 sen/kWh dalam kurs dolar AS. Saat itu, beban utang pemerintah dan PLN turun dari 80 miliar dolar AS ke 35 miliar dolar AS.
Langkah kedua, RR merevaluasi aset PLN. Bahkan di tangan aset PLN meningkat 4 kali lipat dari Rp 52 triliun ke Rp 202 triliun. Bahkan modal PLN yang mulanya dalam keadaan minus Rp 9,1 triliun brubah menjadi Rp 119,4 triliun. RR berhasil membuat negara negara mendapat keuntungan dari pajak hasil revaluasi aset yang mencapai 30 persen.
"Kemudian sebagian saya masukan modal, dari minus Rp 9 triliun, jadi Rp 104 triliun. Belum pernah dalam sejarah BUMN, BUMN diselamatkan tanpa uang," jelas Rizal Ramli.
Selain itu, RR dalam mengelola Garuda, nyaris disita pesawatnya karena kredit macet Rp 1,8 triliun. Ia kemudian melakukan pembenahan dan selamat.
"Walaupun hari ini merugi lagi, karena kacau yang mengelolanya,†ungkap Rizal.
Kala itu, jelas RR, pada tahun 2000-2001 Garuda dituntut bangkrut karena gagal bayar utang senilai 1,8 miliar dolar AS. Bahkan, saat itu, Garuda diancam disita oleh kreditor-kreditor Eropa.
Konsorsium bank Eropa mengancam jika tidak dibayar, konsorsium akan menarik pesawat-pesawat Garuda. Dalam kondisi itu, Rizal Ramli menyelamatkan Garuda tidak dengan arbitrase , tapi menggunakan cara-cara di luar pandangan umum kebanyakan.
"Kami melakukan langkah untuk renegoisasi dengan kreditor akhirnya Garuda selamat itu pun dengan guarantee hanya sekitar 100 juta dolar AS. Mereka minta full guarantee," kata Rizal.
Di tangan RR, pemerintah malah mengancam konsorsium bank ke pengadilan. Sebab, yang diketahui RR pesawat yang telah dibeli oleh maskapai plat merah itu ternyata hasil penggelembungan.
RR menjelaskan bahwa argumentasi menggugat konsorsium karena telah membiayai mark up pembelian pesawat keluarga presiden.
Cerita RR, ancaman tersebut, konsorsium bank meminta agar menempuh jalan damai.
Selanjutnya pada tahun 2015 atau tepatnya sebulan sebelum diangkat sebagai Menko Kemaritiman Jokowi, ia kembali menyelamatkan Garuda. RR saat itu menyampaikan pembelian pesawat yang juga bermasalah.
Mantan Menteri Bidang Kemaritiman era Presiden Jokowi itu menegaskan bahwa apa yang ia lakukan bisa dibuktikan dari laporan KPK. Maka, saat itu RR kembali berupaya menyelamatkan Garuda untuk kedua kalinya.
"Dan ini pasti bakal merugi terus dan memang kenyataannya berapa tahun kemudian ruginya makin lama makin besar," kata Rizal.
RR bahkan secara langsung menyampaikan ke presiden Jokowi untuk membatalkan pesanan pesawat karena dianggap membahayakan.
RR mengingatkan Jokowi untuk segera menghentikan pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda Indonesia dan kementerian BUMN. Saran itu ia sampaikan karena berpotensi membuat Garuda merugi dan bermuatan KKN.
"Menjelang saya masuk, saya ketemu Pak Jokowi 'Mas, Garuda sudah bahaya lagi, harus di-cancel pembelian pesawat," ujar Rizal Ramli.
BERITA TERKAIT: