Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Sidharto Suryodipuro mengatakan, ASEAN saat ini tengah menghadapi banyaknya persoalan serius yang juga harus diperhatikan, seperti masalah krisis pangan, krisis energi, pertumbuhan ekonomi, kesehatan, arsitektur, dan juga stabilitas kawasan.
Sementara dalam masalah Myanmar yang telah terjadi berlarut-larut selama bertahun-tahun itu, Sidharto mengakui bahwa isu tersebut merupakan persoalan yang sulit, bahkan sebelum kudeta itu terjadi.
"Masalah di Myanmar harus diselesaikan oleh mereka sendiri, ASEAN hanya bersifat mendorong penyelesaian masalah," ujar Sidharto di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis (19/1).
Namun segala upaya untuk mengakhiri berbagai krisis di Myanmar hingga saat ini, bahkan jauh sebelum Indonesia memegang keketuaan ASEAN, masih terus dilakukan oleh organisasi ini untuk dapat mengakhiri krisis.
Di antaranya dengan memberikan bantuan kemanusiaan, membantu komunikasi dengan semua pihak yang bersebrangan di Myanmar, dan terus mendorong negara tersebut untuk menyelesaikan permasalahannya, salah satunya dengan memberlakukan lima poin konsensus pada 2021 lalu.
Sebagai bagian dari keluarga besar ASEAN, menurut Sidharto, masalah Myanmar ini akan berdampak langsung pada stabilitas di kawasan.
"Akan tetapi, seperti yang telah disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, masalah tersebut tidak akan menyandera dan menghalangi pembangunan ASEAN pada tahun ini," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: