Hasyim melihat, dugaan intimidasi yang ditudingkan kepadanya dan anggota KPU RI Idham Holik, serta dilaporkan sebagai dugaan pelanggaran kode etik ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, bermula dari pernyataan yang dipotong-potong, bahkan menjadi materi aduan soal pernyataan "dimasukkan ke rumah sakit".
"Kita ini kalau mau menyapa saja sekarang harus hati-hati, saya bertanya sehat semua? Nanti kuatir kaya Mas Idham, nanti kalau sakit harus dibawa kemana?" ujar Hasyim dalam rapat koordinasi (Rakor) bersama anggota KPU Provinsi se-Indonesia mengenai Dapil, di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1).
"Soalnya potongan kalimat itu sudah masuk ke media, DKPP. Ampun aduh. Kita ini harus hati-hati banget pilihan kata itu," sambungnya.
Oleh karena itu, Hasyim menegaskan bahwa hari ini seluruh elemen di KPU harus hati-hati dalam berbicara, agar tidak disalahartikan oleh publik.
"Sekadar bertanya saja dikira mengintimidasi. Ketuanya dituduh mengintimi, Ketua Divisi Teknisnya (Idham Holik) mengintimidasi, Sekjennya (Bernad Dermawan Sutrisno) eksekusi intimidasi," demikian Hasyim berkelakar yang disambut gelak tawa para anggota KPU Provinsi se-Indonesia.
BERITA TERKAIT: