"Tak dapat disangkal peta politik Indonesia saat ini sedikit banyak dikendalikan oleh Teuku Umar (Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri). Langkah politik PDIP sangat penting untuk dicermati secara jeli agar tidak salah ambil jalan," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/12).
Pandangan Silaen, kehati-hatian Megawati dalam mengambil keputusan politik, termasuk belum mendeklarasikan capres/cawapres memang dianggap kaku dan tidak cair oleh rival politik. Namun hal itu dilakukan Mega karena tidak mau gegabah atau salah langkah.
"Megawati berusaha untuk tidak masuk ke dalam gendang politik lawan. Dia menjaga betul diksi politik banteng moncong putih agar tetap cantik dan seksi di mata publik," papar Silaen.
PDIP, kata dia, tidak mau terpancing emosi hingga terseret arus pusaran politik lawan. Megawati berusaha tenang menghadapi hajatan pesta politik 2024.
Meskipun sudah banyak yang mendorong dan menggoda PDIP untuk segera mengambil langkah politik mendeklarasikan capres yang akan didukung, tapi Megawati tidak tergoda.
"Ini harus dibaca sebagai upaya untuk meningkatkan
bergaining politik agar PDIP tidak mudah untuk didikte elite-elitenya. Dia cukup diberikan masukan yang cukup sebagai bahan untuk dikaji," tandasnya.
BERITA TERKAIT: