Hal tersebut disampaikan Praktisi Medsos, Communication Spesialist Institut STIAMI Geofakta Razali dalam diskusi bertajuk "Media Sosial Untuk Optimalisasi Tingkat Partisipasi Pemilih Millenial", di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Mulanya Geofakta Razali menjelaskan, fenomena generasi Z yang lebih memiliki kecenderungan terhadap media sosial bermakna menunjukan satu tahapan perkembangan dari satu kelompok pemilih.
"Mereka punya
attention terhadap politik. Tapi mereka enggak bisa langsung terjun ke situ karena masih pada tahap
attention," katanya.
Namun menurut Geofakta Razali, tahapan
attention yang baru dimiliki kaum milenial tidak serta merta bisa disimpulkan sebagai suatu perilaku pasif dalam berpolitik.
"Tahap
attention itu sebenarnya ada persepsi bagaimana mereka melihat persepsi tentang politik sendiri, yang mereka ambil dari
experience mereka termasuk dari generasi sebelum mereka," jelasnya.
Namun tidak menutup kemungkinan, lanjut Geofakta Razali, sikap generasi milenial ini bisa bertransformasi menjadi berpartispasi aktif dalam proses demokrasi Indonesia.
"(Setelah) mereka punya persepsi baru mereka akan tercermin dalam perilaku," demikian Geofakta Razali menambahkan.
BERITA TERKAIT: