Demikian pandangan Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS), Arman Salam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/10).
Menurut Arman, setidaknya ada tiga analisa terkait pernyataan Airlangga soal waktu deklarasi Capres itu. Pertama, tokoh dalam KIB sampai saat ini masih belum ada yang moncer elektabilitasnya.
Dengan menunda keputusan, KIB punya waktu untuk menggenjot jagoannya untuk diusung dalam kontestasi pemilhan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
"Kedua KIB akan semakin seksi dengan peta yang pastinya semakin mengkerucut dan solid menjelang kontestasi jadi
bargaining-nya akan semakin kuat terhadap calon potensial," demikian analisa Arman.
Selain itu, analisa ketiga, arahnya semakin jelas jika Ganjar tidak diusung PDIP. Dengan demikian, KIB dimungkinkan akan merapat kepada Ganjar. Dengan catatan, kata Arman, jika jagoan yang disiapkan oleh KIB elektabilitasnya berjalan di tempat.
Meski demikian, Arman mengatakan bahwa tiga argumentasi yang disampaikan hanya bisa berjalan jika KIB tidak bubar.
"Dari ketiga partai yang berkoalisi (KIB) mulai bunyi jagoannya masing-masing apakah ini strategi menyebar kaki atau memang tidak ada instruktur yang kuat sebagai nahkoda koalisi," pungkas Arman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.