Begitu pendapat Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (11/4).
"Menurut saya sudah terlambat. Rakyat sudah tidak percaya kepada rezim Jokowi yang tidak mampu mewujudkan janji-janji kampanye sejak 2014," ujar Gde Siriana.
Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) ini menjelaskan, kepastian pelaksanaan pemilu yang disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu kemarin (10/4), lantaran takut dengan aksi mahasiswa pada hari ini.
"Jadi sekarang setelah rakyat marah, mahasiswa turun ke jalan, presiden kasih janji lagi soal Pemilu 2024. Tapi, bagaimana rakyat akan percaya?" tuturnya.
Oleh karena itu, Gde Siriana menganggap yang disampaikan Jokowi hanya untuk meredam aksi unjuk rasa mahasiswa. Di mana salah satu tuntutannya adalah bersikap secara tegas menolak penundaan pemilu.
Sementara berdasarkan catatannya, janji ekonomi Jokowi tidak pernah terealisasi. Misalnya, soal pertumbuhan ekonomi 7 persen, lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat, hingga penurunan angka kemiskinan dan atau ketimpangan sosial.
"Kini bisa dilihat pemerintah tidak mampu mengatasi persoalan harga minyak goreng, gas rumah tangga, BBM, dan harga sembako," sambungnya.
"Maka dari itu, kepercayaan itu bukan sehari dua hari. Harus dibangun dalam relasi-relasi yang intens dan seimbang dengan rakyat dalam waktu yang panjang," tandas Gde Siriana.
BERITA TERKAIT: