Sejauh ini, dijelaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia memiliki cadangan nikel nomor satu di dunia yang mencapai 21 juta ton atau 24 persen dari total cadangan dunia.
Mantan Menteri Perindustrian ini menyebutkan, produksi nikel Indonesia di 2020 mencapai 781 ribu ton atau 31,8 persen dari produksi nikel dunia. Bahkan diperkirakan ke depannya produksi nikel tersebut akan terus meningkat, baik untuk produksi
nickel pig iron maupun pemrosesan
highpressure-acid-leach dari bijih berkadar rendah.
Menurut Airlangga, yang paling memiliki potensi terjadi peningkatan nilai tambah adalah pemrosesan dari bijih nikel menjadi produk
ferronickel, dimana nilainya bisa 14 kali lipat dari biasanya.
Bahkan jika menjadi
billet stainless steel, Airlangga memprediksi nilainya akan meningkat hingga mencapai 19 kali lebih tinggi dari biasanya.
Sementara, saat ini smelter nikel yang beroperasi di Indonesia telah mencapai investasi sebesar 15,7 miliar dolar Amerika Serikat, dengan kapasitas
ferronickel yang dihasilkan mencapai 969 ribu ton per tahun.
"Ekspor produk ferronickel juga meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun, di mana pada 2020 mencapai 4,7 miliar dolar US, dan pada periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat mencapai 5,6 miliar dolar US," ujar Airlangga dihadapan Presiden Joko Widodo dalam acara Peninjauan Pabrik Ferronickel dan Stainless Steel serta Peresmian PT Gunbuster Nickel Industry di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/12).
Berdasarkan data
World Top Export, saat ini ekspor produk berbasis nikel (
stainless steel slab,
stainless billet dan
stainless steel coil) Indonesia menempati peringkat satu dunia dengan total ekspor senilai 1,63 miliar dolar Amerika Serikat di 2020 dan berada di peringkat empat dalam produksi dunia.
Menurut Airlangga, kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat akan membawa kemajuan bersama dan berdampak langsung pada pertumbuhan hilirisasi industri ini.
"Baik dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kewirausahaan, sekaligus meningkatkan infrastruktur sosial masyarakat," papar Airlangga.
Dalam catatannya, PT Gunbuster Nickel Industry yang diresmikan pada hari ini merupakan industri smelter yang terletak di Kabupaten Morowali Utara, dan diharapkan akan menghasilkan
ferronickel dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton/tahun.
Dengan ditambahnya investasi pada PT Gunbuster Nickel Industry, Ketua Umum Partai Golkar ini berharap program hilirisasi mineral berbasis sumber daya alam akan semakin cepat tercapai.
Sebab menurutnya, hal ini melengkapi lini produksi yang sebelumnya dilakukan di smelter PT Obsidian Stainless Steel Konawe, Sulawesi Tenggara. Perusahaan tersebut merupakan smelter penghasil
ferronickel dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton per tahun dan
billet stainless steel dengan kapasitas produksi 3 juta ton/tahun.
Selain itu, ada PT Virtue Dragon Nickel Industry yang merupakan smelter penghasil
ferronickel dengan kapasitas produksi satu juta ton per tahun.
Dipaparkan Airlangga ketiga perusahaan smelter tersebut akan menjadi bagian rencana pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri dalam peningkatan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.
PT Obsidian Stainless Steel, PT Virtue Dragon Nickel Industry, dan PT Gunbuster Nickel Industry, secara total telah berinvestasi sebesar 8 miliar dolar Amerika Serikat, dengan penyerapan tenaga kerja lebih kurang 27 ribu orang.
BERITA TERKAIT: